June 01, 2007

Persepsi wanita...

Kalo ga salah hari ini hari kesaktian pancasila yach...hehe tapi kog lagi pinginnya ngomongin masalah perasaan ce nich, g papa yo....?
Memperbicangkan dunia wanita menjadi isu yang tak pernah usai dan selalu berakhir dengan “teka teki”. Ketidakmengertian tersebut selalu menarik bagi kita untuk menyelami keindahan makhluk “wanita” dengan segala karakter yang sulit ditebak. Problem yang tengah dihadapi oleh laki-laki ialah kebingungan untuk memahami keinginan wanita. Wanita adalah makhluk yang membuat laki-laki tidak bisa hidup tanpa dirinya, tetapi dalam waktu yang sama tidak bisa hidup bersamanya. Problem untuk menngetahui keinginan wanita tergambar kebingungan mencari jawaban pertanyaan Siapa wanita dan apa yang menjadi inginnya, bagaimana cara memenuhi harapannya, cara membahagiakan wanita. Mengapa kemauannya sulit ditebak, bagaimana menyingkap tabir perilakunya. Rahasia untuk mengungkap apa yang menjadi keinginan hatinya, merupakan perjalanan panjang dalam merambah hutan belantara yang gelap.
Wanita adalah teka teki abadi. Nietszche mengungkapkan dalam (terj: Bahasa inggris), Thus Spoke Zarathustra. 1933, hal 57-58. Wacana agama memposisikan wanita secara beragam. Dalam peradaban Islam tradisi dan budaya memegang pengaruh yang luas dalam membatasi wanita dalam hukum, transaksi muamalah, dan ritual keagamaan hanya berdasarkan jenis kelamin. Pada sejarah Muhammad, beliau mampu mengubah relasi wanita dari kondisi perbudakan menjadi orang yang dimuliakan. Banyak tokoh wanita muncul menjadi agent perubahan yang menguasai jazirah arab, seperti ketokohan Siti Khotijah yang menjadi ikon pembisnis yang sangat berpengaruh luas. Siti Aisyah yang mampu menguasai wacana keislaman dalam bidang hadis shahih. Wanita berperan dalam posisi keluarga sebagai perwujudan rasa cinta dan sifat keibuan. Kedua sifat inilah yang menjadi teka-teki terakhir wanita di tempat tertentu untuk mengenali perannya.
Menghargai wanita sebagai makhluk yang berpikir dan memiliki perasaan akan mendorong mewujudkan perilaku santun kepada wanita. Penghargaan tersebut akan berimplikasi pada terbukanya teka-teki secara perlahan dengan saling mengenal secara intensif. Untuk mencapai kebahagiaan bukanlah anugrah yang datang secara tiba-tiba, tetapi ia merupakan hasil pengalaman panjang dan usaha terus menerus. Mengerti wanita tidak bisa langsung melakukan persepsi dari “kacamata” laki-laki. Janganlah kamu sekalian mengikuti persepsi atau prasangka kamu sekalian, karena kebanyakan prasangka adalah jelek dan tidak benar. Menilai wanita jangan hanya dari cover “sampul” saja, namun lebih dimengerti dari riwayat kehidupan yang telah berjalan membentuk kebiasaan wanita...
Menafsirkan wanita tidak cukup hanya dengan menganalisa organ tubuhnya atau menafsirkan hubungannya dengan berbagai fungsi tubuh atau berpendapat bahwa wanita selalu mengabdi bagi kemanusiaan, tanpa menganggap struktur biologis dari fisik wanita sebagai “nasib’ kaku seakan-akan alam sendiri yang mampu menafsirkan semua perilaku wanita. Pandangan para wanita tentang dirinya seperti yang diungkapkan Kartini bahwa untuk mengenal wanita, langkah pertama harus bisa menghargai perasaannya. Wanita sebagai manusia mempunyai nilai-nilai yang bergerak kearah universal yaitu; ketulusan, keselamatan, keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan dan kebenaran. Prinsip kejujuran dalam berkomunikasi terbuka untuk memahami wanita merupakan syarat mutlak bagi keharmonisan hubungan. Rasa menghrgai sesama adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Pemberian rasa untuk menolong, membantu dan toleransi adalah wujud rasa penghargaan yang mulia.
Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal sholeh seorang di antara kalian, baik laki-laki ataupun perempuan, satu sama lain’. (Qs. Ali-‘Imrân [3]: 195).
“Sesungguhnya seorang perempuan telah datang kepada Rasulullah, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya ini utusan dari kaum perempuan untuk menemuimu. Jihad ini diwajibkan Allah kepada kaum laki-laki. Jika mereka menang, mereka mendapat pahala, dan jika mereka terbunuh, mereka masing tetap hidup di sisi Tuhan mereka, dan mendapatkan rejeki. Sedangkan kami kaum perempuan hanya membantu mereka. Lantas, apa bagian kami dalam hal ini.’ Rasulullah Saw menjawab, ‘Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu temui, bahwa taat kepada suami dan mengakui hak-haknya adalah sama dengan itu (jihad di jalan Allah)’.” (Lihat Sayyid Sabbiq, Fiqh Sunnah).
Pada hakikatanya penciptaan laki-laki dan perempuan memang berbeda. Buktinya, jika disuruh membedakan kita dapat mengetahui mana yang laki-laki dan yang wanita, laki-laki ya laki-laki, wanita ya wanita. Dalam perbedaan ini ALLAH menyatukan manusia sebagai makhluk yang berpasang-pasangan. Manusia hanya boleh menikah dengan lawan jenisnya saja. Dalam bentuk Rumah Tangga seorang istri harus patuh dan menuruti perintah suaminya ( yang sejalan dengan agama ) jika ia membantah, seorang istri akan durhaka terhadap suaminya dan dosanya sama dengan durhaka kepada orang tua.
Pentingnya kedudukan suami, bukan berarti wanita tidak punya peran dalam Rumah Tangga. Penggorbanaan wanita tidak dapat dinilai dan digantikan dengan apapun. Istri mengikuti perintah suaminya yang belum tentu ia menyetujui keputusan tersebut, tetapi demi meyanangkan hati suaminya ia rela untuk tidak mengikuti kata hatinya. Penggorbanan wanita yang paling bernilai yaitu ketika ia mengandung dan melahirkan yang pada saat itu ia pertaruhkan nyawanya untuk nyawa yang lain, ia berjuang dengan kehidupannya untuk kehidupan yang lain dan para suami tidak akan bisa menduduki keadaan tersebut. Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘ibu tiga kali lebih utama yang patut dipatuh’, karena ia telah mengandung dan melahirkan, tetapi bukan berarti ayah tidak memiliki hak untuk membimbing anak-anaknya. Ada Hadits yang mengatakan, ‘Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu’ jangan pernah membantah dan melawan kepada orang tua, jangan durhaka kepada ibu karena dosanya amat besar dan pedih. Kedudukan ayah sebagai pemimpin dan Ibu sebagai pelindung dalam keluarga memuat arti pentingnya peran pria dan wanita. Setiap pria tidak akan bisa hidup tanpa wanita begitu juga wanita tidak akan bisa hidup tanpa pria, wanita dan pria diciptakan untuk saling mengisi satu sama lain. Sebagaimana Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam dengan tujuan untuk menemani Adam yang kesepian tidak memiliki kawan di surga, sekalipun ia telah berada di tempat paling indah, yang paling sempurna dan tidak bisa dibandingkan dengan kenimatan dunia yang paling nikmat sekalipun, Adam masih kesepian . . .
Kita semua disatukan dalam kekurangan dan kelebihan. Jangan memandang orang dari luar karena dalamnya bisa jadi permata yang indah. Orang tidak hanya dinilai dengan sebelah mata, setiap orang punya tujuan dalam penciptaannya bahkan ALLAH SWT menciptakan alam semesta dengan fungsinnya masing-masing. Apalagi manusia yang diberikan akal fikiran yaqng dapat membedakan mana baik dan buruk, dapat memahami mana hak dan kewajiban. Kerjakanlah sesuatu sesuai dengan tanggungjawabmu. Tak ada yang membedakan kedudukan derajat maupun kedudukan pria dan wanita, karena pada dasarnya kita semua sama punya tujuan yang sama dalam hidup yaitu memperoleh bahagia, hanya saja kita mempunyai cara masing- masing untuk mendapatkannya.

No comments: